Jenis-Jenis Bangunan Rumah Adat di Bali dan Keunikannya

Jenis-Jenis Bangunan Rumah Adat di Bali dan Keunikannya

Pulau Bali bukan hanya terkenal dengan keindahan alam dan budaya, tapi juga memiliki beragam jenis bangunan rumah adat yang unik dan penuh filosofi. Setiap bentuk, letak, hingga fungsi bangunannya memiliki makna tersendiri yang masih dijaga hingga kini. Kalau kamu tertarik dengan arsitektur tradisional dan kekayaan budaya Nusantara, kamu wajib mengenal lebih dekat jenis-jenis rumah adat di Bali yang satu ini.

Baca Juga: 4 Upacara Adat Aceh Paling Unik dan Sakral yang Jarang Diketahui

Jenis-Jenis Bangunan Rumah Adat di Bali

1. Bangunan Angkul-Angkul

Angkul-angkul menjadi bagian dari rumah adat Bali yang menjadi pintu masuk utama.

Fungsinya hampir sama dengan Gapura Candi. Namun, angkul-angkul lebih berfungsi sebagai pintu masuk. Bentuknya cukup mirip dengan Candi Bentar yang dindingnya diukir dengan indah. 

Angkul-angkul berfungsi sebagai pintu masuk sehingga dilengkapi dengan atap. Pada mulanya, atap yang digunakan terbuat dari rumput kering, seiring perkembangan zaman, maka sudah diganti dengan genteng.

Perbedaan antara angkul-angkul dengan Gapura Candi yaitu ada pada atap yang menghubungkan kedua benda yang letaknya sejajar.

2. Bangunan Aling-Aling

Berikutnya adalah aling-aling. Sesuai dengan namanya, aling-aling menjadi pembatas antara angkul-angkul dengan halaman suci.

Rumah adat Bali dipercaya memiliki aura positif, sehingga ada dinding pembatas yang disebut penyengker.

Di dalam gedung akan disediakan ruangan untuk beraktivitas para penghuninya. Beberapa orang bahkan juga menggunakan patung untuk menjadi aling-aling,.

Aling-aling sebenarnya hanya berupa batur setinggi 150 cm, dibuat demikian karena fungsinya hanya sebagai pembatas.

3. Bangunan Bale Gede

Selanjutnya yaitu Bale Gede, yang memiliki bentuk persegi panjang dengan 12 tiang. Ruangan ini memiliki fungsi sebagai tempat upacara adat.

Bale Gede dipakai untuk berkumpul dan menyajikan makanan khas Bali, termasuk untuk membakar sesajen.

4. Rumah Adat Bale Manten

Ruangan yang ada di bangunan rumah adat ini dikhususkan untuk kepala keluarga atau anak gadis. Letaknya harus ada di sebelah utara.

Bentuk ruangannya persegi panjang dengan bale-bale di bagian kiri dan kanannya. Dalam keluarga Bali, Bale Manten ini diperuntukkan bagi anak gadis di keluarganya sebagai bentuk perhatian.

5. Bangunan Klumpu Jineng

Sebagai daerah yang memiliki area sawah yang luas, masyarakat Bali membutuhkan tempat untuk menyimpan hasil panen mereka.

Mereka biasa menyimpannya di Klumpu Jineng yakni sebuah lumbung padi dengan atap jerami kering.

Posisinya sengaja dibuat cukup tinggi untuk berjaga-jaga agar terhindar dari jamur sehingga kondisinya diatur agar tidak lembab.

Seiring perkembangan zaman, kini Klumpu Jineng dibuat lebih modern.

Leave a Reply